Pada channel YouTube Sherly Annavita ia mereview buku Wendy Wood yang berjudul ‘Good Habits, Bad Habits Cara Membentuk Kebiasaan Baik Untuk Perubahan Positif’ di videonya Sherly menjelaskan saat kita melakukan aktivitas secara sadar dan masih memikirkan caranya, urutannya, siapa yang harus dihubungi,dan hal-hal teknis lainnya. Maka itu belum disebut sebagai habits, itu termasuk aktivitas biasa.
Tetapi, apabila kita melakukan aktivitas atau rutinitas yang sudah dilakukan secara tidak sadar, rutinitas seperti bangun pagi, memasak air, meracik kopi, olahraga, meditasi serta ibadah, membuat to do list pada hari itu. Awalnya mungkin kita berpikir dalam melakukan rutinitas tersebut mulai dari menghitung takaran kopinya seberapa banyak, olahraganya apa dan berapa lama.
Namun setelah diulang-ulang terus secara konsisten dan dalam kurun waktu tertentu, maka otomatis pilihan- pilihan itu tadi kita lakukan tanpa berpikir. Itulah yang dinamakan Habit.
Pada videonya Sherly juga menjelaskan terdapat 3 komponen atau kunci utama bagaimana habit itu bisa terbentuk dan dibentuk baik secara sadar maupun tidak sadar lingkungan yang membentuknya. Dimana kita mengulang-ulang aktivitas tertentu yang kemudian itu menjadi habit, dari habit itu menjadi karakter.
Yang pertama ada Context (lingkungan), lingkungan yag dimaksud ini bisa benda mati maupun benda hidup atau orang-orang yang ada sekitar kita sebagai support sistemnya. Semuanya harus mendukung untuk melakukan aktivitas secara berulang-ulang yang sama daan tidak berubah sehingga kita tidak perlu berpikir lagi saat melakukannya.
Yang kedua ada Repetition, singkatnya habit system terbentuk karena berdasarkan apa yang dikerjakan secara berulang ulang.
Kunci yang ketiga adalah Reward, hasil penelitian pada buku Wendy Wood manusia cenderung mau melakukan sesuatu yang menyenangkan, enjoyable, fun.
Sesuatu yang bisa dikatakan ‘kebiasaan’ atau ‘habit’ yaitu jika kita melakukan sesuatu tanpa berpikir lagi. Bisa dibilang Bad habit atau kebiasaan buruk ini banyak memberi kenikmatan atau kebahagiaan dengan jangka pendek misalnya makan makanan cepat saji, merokok disembarang tempat, keseringan masturbasi dan banyak lagi.
Analoginya bad habit itu seperti penyakit, dimana penyakit itu pasti ada pemicunya sehingga penyakit dapat kambuh. Contohnya jika kamu melakukan kebiasaan buruk seperti keseringan masturbasi, maka yang kamu harus lakukan adalah mengurangi pemicunya dengan detox social media atau secara sadar membatasi hal yang mengarah pada bad habit tersebut.
Mengutip pada channel YouTube Satu Persen, dibandingkan dengan kebiasaan baik, kebiasaan baik atau good habit ini membawa manfaat yang baik, tapi nanti setelah melalui proses yang lama. Dalam jangka pendek kebiasaan baik ini dianggap menyebalkan bagi sebagian orang. Misalnya olahraga teratur efek yang didapat pada jangka panjang tubuh menjadi sehat dan badan menjadi ideal tetapi pada jangka pendek berolahraga ini membuat seseorang lelah.
Makan sehat dan cukup memberi efek jangka panjang pada tubuh menjadi sehat dan tidak mudah sakit sedangkan pada jangka pendeknya makan tidak kenyang dan rasanya juga kurang nikmat.
Kebiasaan buruk atau bad habit ini bisa dengan mudah mengalahkan kebiasaan baik jika kita hanya membandingkan dengan kenikmatan jangka pendek. Misal kita lagi badmood, lagi banyak masalah atau bahkan stres, sebenarnya yang kita inginkan hanya kebahagiaan sesaat dari bad habit yang kita punya. Sehingga bisa dikatakan bad habit atau kebiasaan buruk itu susah dihilangkan, karena kebiasaan buruk bisa memberi apa yang kita inginkan disaat masa susah atau banyak masalah itu tadi. Tapi pada jangka panjang kebiasaan buruk atau bad habit ini bisa merusak kita.
Kesimpulannya kebiasaan buruk (bad habit) dapat memberikan kenikmatan kebahagiaan dalam jangka waktu yang pendek. Sedangkan kebiasaan baik (good habit) memberikan manfaat yang baik pula dalam jangka waktu yang panjang. Jadi kalian pilih yang mana?
Redaktur : Sofyan Ilyas Prasetyo
Reporter : Renita Apriliasari
